Rabu, 14 Oktober 2015

AUDITORIUMKU

0


Di pagi hari yang cerah kulangkahkan kakiku keluar kamar dengan agak sedikit cepat dan tergesa-gesa. Kulihat arloji di tanganku sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima. Kunyalakan mesin dan kutuggangi kuda besi berwarna kuning yang biasa kupakai untuk jalan-jalan ini tanpa pikir panjang langsung gas pol agar tidak terlambat. Dalam hati aku terus berpikir apakah seminar itu sudah mulai atau belum. Aku tergesa-gesa karena seminar itu adalah seminar wajib program studi. Sesampainya di depan kampus langsung ku tekan tombol merah dan karcis parkirpun keluar, ku ambil dengan sigap kemudian palang terbuka menandakan aku boleh masuk ke dalam. Dengan cepat aku memarkirkan motor ini di basement.
Aku pun berlari menuju auditorium yang berada di lantai dasar yang letaknya lumayan jauh dari basement. Tempat parkir motor di universitasku berada di gedung dua sedangkan auditorium berada di gedung satu, itulah yang menyebabkan letak antara tempat parkir dan auditorium jauh. Biasanya kalau berjalan kaki dengan santai dari basement ke lantai dasar bisa memakan waktu hampir tiga menit, tetapi ketika berlari satu menit aku tempuh bahkan kurang. Di lantai dasar inilah letak auditorium universitasku berada. Kulihat dari jauh di depan pintu auditorium yang berupa 2 pintu dorong lumayan besar ternyata masih sepi, hanya ada 5 orang sedang menunggu untuk tanda tangan daftar hadir di tiga buah meja yang disusun secara berdampingan di samping pintu itu. Kemudian aku berjalan agak santai sambil melihat ke dalam auditorium melalui dinding kaca yang bagian bawahnya buram dan di bagian atasnya bening, sehingga hanya orang yang tinggi bisa melihat ke bagian dalam auditorium dari luar. Ternyata di dalam auditorium tidak begitu ramai sepenglihatanku dari luar melalui dinding kaca itu. Sesampainya di meja registrasi aku menunggu giliran. Setelah giliranku tiba, kuambil pena dan “sret.. sret.. sret” tersengar suara dari pena di atas kertas saat aku menandatangani di bagian sebelah namaku untuk daftar hadir.
Setelah itu, kudorong salah satu pintu kaca auditorium yang lumayan berat itu ke dalam untuk masuk ke bagian dalam. Auditorium yang berbentuk persegi panjang seperti lapangan futsal ini mungkin hanya bisa menampung maksimal 600 mahasiswa dengan ukuran lebar kira-kira 20 meter dan panjang kira-kira 40 meter. Terlihat masih sepi dan banyak kursi yang kosong, mungkin banyak mahasiswa yang terlambat atau malas datang ke seminar ini. Kulangkahkan kakiku menuju kursi di dekat jendela yang letaknya agak di depan tempat teman-temanku berada yang juga masih sedikit yang datang. Kuletakkan tas di lantai karpet berwarna dasar cokelat yang terlihat agak sedikit kotor itu karena sering terinjak oleh sepatu-sepatu orang yang berlalu lalang seakan karpet itu berkata “hei teman bersihkan aku, aku sudah kotor, lembab dan berdebu”. Kemudian, aku pun langsung duduk di kursi busa yang sebenarnya empuk dan nyaman untuk tidur. Kursi busa paduan warna hijau dan hitam dengan logo Surya di bagian atasnya ini memang nyaman untuk tidur, seringkali beberapa orang terlihat nyaman tidur di atas kursi ini di seminar-seminar sebelumnya yang pernah aku ikuti. Tidak semua kursi di auditorium berbahan busa dan berwarna hijau hitam, beberapa kursi terlihat berwarna biru muda tanpa logo Surya dan bukan berbahan busa namun plastik. Posisi tempat dudukku sudah sangat nyaman karena tidak terhalang tiang sehingga bisa melihat ke depan dengan jelas. Ya begitulah auditoriumku, beberapa tempat memang tidak enak untuk duduk karena terhalang tiang besar yang berdiri tegap untuk menopang lantai di atasnya, sehingga orang yang terhalang harus menggeser kepalanya ke kanan atau ke kiri untuk melihat jelas ke arah panggung.

Terlihat di sekeliling auditorium beberapa mahasiswa sibuk dengan laptop dan handphone-nya masing-masing, mungkin untuk mengusir kebosanan. Di bagian depan auditorium terpampang spanduk besar bertuliskan Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi menandakan bahwa aku tidak salah masuk seminar. Di atas panggung yang tingginya mungkin hanya 20 sentimeter terdapat tiga buah sofa dan sebuah meja, mungkin untuk narasumber dan pembawa acara. Di samping sofa dan meja itu juga terdapat sebuah mimbar berwarna hitam mengkilap. Sebuah keyboard juga terlihat di samping kanan depan panggung dengan seseorang sedang menekan tuts nada dan memainkan lagu yang tidak asing di telingaku tanda sedang mengecek suara. Kedua speaker kecil di bagian depan di depan spanduk dan belakang dekat tiang terdengar jelas ketika memainkan lagu tersebut. Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul delapan lewat lima, satu persatu mahasiswa sudah banyak mengsisi beberapa tempat duduk yang kosong namun suasana di auditorium masih sepi dan sedikit terdengar sayup-sayup suara beberapa mahasiswa berbisik mengobrol satu dengan lainnya, seminar belum juga dimulai. Karena seminar belum di mulai aku bergegas berjalan keluar menuju ke toilet karena aku baru sadar kalau belum buang air kecil sejak bangun tidur.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com